Wisnu Ikhsantama W. , Sosok Tersembunyi Di Balik Regenerasi Musik Indie Indonesia

Superfriends, berapa banyak orang yang lo kenal, beres lulus SMA lanjut sekolah mengikuti panggilan hatinya? Salah satu orang yang memilih untuk menempuh jalan terjal itu adalah Wisnu Ikhsantama W., produser musik asal Ibukota yang punya peran besar dalam menyusun karya-karya .Feast, Hindia, Reality Club, dan Lomba Sihir. Lewat secangkir kopi, kita ngobrol-ngobrol sedikit soal perjalanannya di dunia musik.

Ketika teman-temannya masuk ke akademi, kuliah di Perguruan Tinggi Negeri, atau mengambil jalan mulus menuju karir yang konvensional, pemuda yang akrab dipanggil Tama ini malah terjun 100% ke dunia musik dengan mendaftarkan diri ke SAE Jakarta. Emang banyak teman-temannya yang juga hobi main musik, dan bahkan pernah bikin band kecil-kecilan. Tapi, orang-orang yang sama juga banyak yang meragukan langkah Tama ini. Guru-guru di sekolahnya yang mendengar berita ini juga langsung mempertanyakan keputusan Tama. Nyatanya Tama sekarang sukses berkarir di musik dengan project-project yang lo pasti pernah dengar. Membuktikan kalau Tama memilih musik bukan tanpa alasan.

Kalau lo ngobrol sama musisi, semua pasti punya alasan masing-masing kenapa mereka bisa nyaman hidup dalam musik. Untuk Tama, kecintaannya pada musik lahir dari temuan bahwa ternyata musik bisa membuat dia bahagia. Di tengah segala kesulitan yang hadir dalam hidup, jemari memetik senar menjadi tempat di mana bisa menuangkan isi hatinya. Tapi, Tama juga menekankan kalau itu bukan pelarian. Justru musik adalah cara dia menghadapi kenyataan dengan jujur, yang diekspresikan lewat nada. Ikatannya dengan musik itu bikin dia nggak bisa lepas, bro. Ketika orang-orang mengatakan karir musik di Indonesia itu nggak jelas dan nggak pasti, Tama cuma menjawab dengan tenang. “Justru gue emang suka masuk ke keadaan yang nggak pasti atau gue belum tau, venture into the unknown gitu laah.”

Tama udah nggak asing sama yang namanya ketidakpastian, Superfriends. Lagipula, kalau lo pikir-pikir lagi, di hidup ini emang nggak ada yang pasti kok. Cuma sayangnya, kebanyakan orang terlalu takut untuk jujur dan mengakui kalau yang mereka anggap pasti itu bisa aja berubah besok. Sedangkan Tama berani jujur, terutama ke dirinya sendiri, dan menghadapi apa yang ada di depan matanya dengan berkarya.

“Karya itu manifestasi angan-angan yang jujur.” Adalah satu kalimat yang sangat berkesan yang keluar dari mulut Tama pas kita ngobrol-ngobrol kemarin. Makanya setiap karya Tama selalu punya “suara” yang unik. Untuk bisa menemukan suara ini, nggak cukup cuma Tama yang jujur ke diri sendiri. Setiap personil band yang dia pegang juga harus melalui proses yang sama. Mulai dari mencari inspirasi, referensi, emosi, sampai diksi untuk menyampaikan pesan lewat lagu, semuanya dilakukan bersama. Ini bukan proses yang singkat, apalagi instan, dan juga nggak ringan. Apalagi kalau lo udah harus berhadapan sama penolakan.

Kayak yang sempat disenggol tadi, faktanya di masyarakat kita ini nggak semua orang bisa nyaman sama kejujuran. Kadang, ada aja orang-orang yang merasa kurang cocok dengan karya Tama karena terlalu personal dan jujur. Biasanya mereka mau yang lebih populer atau ringan. Lo tau apa yang Tama lakuin kalau ketemu orang kayak gini? Tama bakal nyaranin dia buat ketemu produser lain yang dia kenal dan dia rasa lebih cocok buat handle band yang bersangkutan. Kalau menurut Tama, punya idealisme itu sama sekali bukan masalah. Pohon yang selalu ikut arah tiupan angin nggak akan bisa jadi kuat. Sedangkan pohon yang berdiri tegak ditiup angin kencang, akan terlatih untuk tetap tertancap meskipun diterjang topan. Kokohnya idealisme Tama itu nggak buta. Ada bukti yang konkret, dan hasil yang jelas. Lo bisa lihat sendiri deh gimana suksesnya .Feast, Hindia, dan Reality Club.

Nah, Project apa nih yang bakal dikerjain sama Tama setelah 3 band itu? Sebelum Tama jadi produser, dia itu pemain. Sekarang, sambil ngejalanin studio barunya yang bernama Rekamsemesta, Tama juga kembali ke akarnya sebagai pemain musik, dan mulai manggung lagi dengan band barunya. Lo pernah dengar band Lomba Sihir? Tama adalah salah satu personil mereka, tepatnya pemain bass. Next time lo nonton Lomba Sihir live, perhatikan orang yang main bass. Itu dia Wisnu Ikhsantama W.

Sumber foto: Dokumentasi Pribadi